skate

Senin, 28 Februari 2011

Skateboarder Surabaya

Jika kebetulan jalan-jalan ke Taman Bungkul yang sekarang telah menjadi hijau, di sebelah utara taman Anda akan melihat sekumpulan anak usia sekolah sedang bermain papan beroda alias skate board. Mereka memeragakan yang kemampuan-kemampuan yang mereka bisa sekaligus mempelajari teknik-teknik gerakan baru dari sesama teman penghobi skate board.

Aktivitas bermain skate board ini bisa anda jumpai setelah jam sekolah hingga malam hari. Tapi bukan berarti bahwa selama jam itu orangnya adalah sama. Mereka datang silih berganti, sambung menyambung. Usia mereka rata-rata 14-19 tahunan. Usia yang relatif muda dan sedang suka-sukanya mencari aktivitas sebagai bentuk aktualisasi diri. Olahraga ini pun menjadi pilihan tepat bagi mereka. Inilah komunitas skate board di Surabaya.

Anggota di komunitas ini pun memiliki julukan tersendiri, seperti Fany yang di panggil Keceng, Satrio dipanggil Ndower, Tama yang dipanggil Ijo, dll. Terdapat lebih dari 100-an angota Surabaya Skate Board. Kebanyakan mereka dari Surabaya, namun ada juga yang berasal dari wilayah sekitar Surabaya. Seratusan orang tersebut tidak mesti datang setiap hari ke Taman Bungkul dan berkumpul dengan Surabaya skaters. Tak jarang sebagian di antara mereka hanya datang dua atau sekali dalam seminggu.

Akhir pekan merupakan hari paling ramai dan menarik buat para Surabaya Skaters untuk berkumpul, karena di hari itu banyak anggota yang memilih rileks dengan bermain skate board dan berkumpul dengan sesama anggota komunitas.

Menurut Keceng yang masih duduk di bangku kelas tiga salah satu SMU di Surabaya, dia menyukai skate board sejak lama sekali. Dan pria ini selalu terobsesi saat melihat gerakan-gerakan skate boarder yang lebih hebat. Keceng bergabung dengan komunitas ini sejak 2.5 tahun yang lalu, tepatnya sejak ia masuk kelas satu SMU. “Di sini asyik, Mas. Asyik mainnya, asyik pula anak-anaknya.”

Yang unik dari Surabaya Skate Board, tidak ada ketua di komunitas ini. Tak juga ada pembaiatan sebagai simbol resmi masuk sebagai anggota seperti yang dibayangkan banyak orang atas keberadaan sebuah komunitas. Siapa saja yang mau bergabung di komunitas ini akan dianggap sejajar. Siapa saja yang mau ikut berlatih bersama dan bermain bersama bisa langsung ikut.

Yang lebih lama ikut biasanya berbagi pengalaman dan gerakan dengan mereka yang baru bergabung. Tidak perlu biaya maupun mengurus administrasi apapun untuk bergabung. Yang dibutuhkan paling-paling hanya menyapa sesama skater yang ada di tempat.

Sebuah sikap egalitarian, pluralis dan kekeluargaan yang harus kita acungi jempol dari contoh anak muda di atas, di tengah maraknya tawuran dan kegiatan negatif yang mengancam remaja Indonesia.

Kegiatan mereka biasanya berkisar antara berlatih skate board dasar, dan melatih setiap gerakan-gerakan baru atau yang lebih sulit.

Tapi sayang, hingga saat ini Surabaya Skate Board belum meperoleh kesempatan untuk menunjukkan bakat mereka di depan publik. Padahal ini adalah olahraga yang diakui dunia. Ini juga bisa menjadi olahraga alternatif di saat para remaja enggan mengikuti pelajaran olahraga di sekolah.

Sampai sekarang, mereka baru sekali mendapatkan tempat untuk menunjukkan ketrampilannya di depan publik lewat kompetisi yang diadakan oleh sebuah media. Setelah itu, tidak pernah sekalipun Suarabaya Skate Borad mendapatkan undangan untuk show force.

Melihat minatnya yang sedemikian besar terhadap skate board bukan tidak mungkin mereka bisa dikembangkan menjadi atlet skate board profesional yang dapat mengharumkan Surabaya dan Indonesia.

by:Ihsan Maulana



Tidak ada komentar:

Posting Komentar